Jumat, 12 Juni 2015

Mitos Mistis Bunga Cempaka Putih

Bunga Kantil atau Cempaka putih itu tampak sederhana sekali. Hanya terdiri dari beberapa lembar kuntum bunga yang meruncing dan memanjang. Di bagian dalamnya terdapat putik dan benang sari. Saat masih belum matang dan berkembang, bunga itu berwarna hijau dan segera berganti putih saat mendekati masa berbunga.


Walau tampak biasa dan sederhana, ada keistimewaan pada bunga itu yaitu bunganya yang harum semerbak.  Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini bahkan dijadikan  tanaman khas ( flora identitas ) di provinsi Jawa Tengah. 


Yang menarik, ada itos mistis yang berkembang di masyarakat, bahwa aroma bunga kantil yang khas dan wangi itu sangat disukaim oleh kuntilanak, sejenis makhlus halus berjenis kelamin perempuan. Kuntilanak, menurut mitos ini, sering menjadikan pohon kantil (cempaka putih) sebagai tempat tinggalnya. Belum lagi dengan hantu lainnya jenis genderuwo yang konon juga suka tinggal di pohon kantil.


Terlepas dari mitos tersebut, kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah baik dalam prosesi perkawinan maupun kematian.Dalam prosesi perkawinan, bunga ini biasanya digunakan sebagai penghias keris dan menghiasi sang pengantin. Sedangkan dalam prosesi kematian, bunga kantil digunakan sebagai bunga tabur dan penghias keranda jenazah.


Beberapa pelaku spiritual dan paranormal menggunakan bunga cempaka ini sebagai bunga pengasihan untuk memikat lawan jenis.


Bunga ini cukup langka dijumpai di pemukiman kota karena ukuran pohonnya yang besar dan tinggi yang bisa mencapai 30 meter. Tetapi di daerah pedesaan, bunga ini masih bisa dijumpai. Biasanya pada waktu-waktu tertentu ada pria dewasa yang membawa galah sedang memanen bunga itu untuk dijual ke penjual bunga di pasar.



Di berbagai daerah di Indonesia, kantil memiliki banyak nama lokal , diantaranya adalah cempaka putih, kantil (Jawa), cempaka bodas (Sunda), campaka (Madura), jeumpa gadeng (Aceh), campaka putieh (Minangkabau), sampaka mopusi (Mongondow), bunga eja kebo (Makasar), bunga eja mapute (Bugis), capaka bobudo (Ternate), capaka bobulo (Tidore).


Sedangkan dalam bahasa Inggris, bunga ini disebut White champaca. Di Filipina tanaman ini dikenal sebagai Tsampakang puti. Dalam bahasa ilmiah (latin) bunga kantil disebut sebagai Michelia alba yang bersinonim dengan Michelia longifolia (Blume).


Sedangkan secara medis, pada bunga, batang, dan daun kantil (Michelia alba) mengandung alkaloid mikelarbina dan liriodenina yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran dan diuretik. Karena itu, kantil dipercaya dapat menjadi obat alternatif bagi berbagai penyakit seperti bronkhitis, batuk, demam, keputihan, radang, prostata, infeksi saluran kemih, dan sulit kencing.



 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar