Minggu, 28 Juni 2015

Ayam Hutan Yang Berbulu Indah Dan Eksotis


Ayam Alas atau Cengkirek , begitulah ayam hutan ini biasa dikenali dalam bahasa Jawa. Di beberapa daerah di pinggiran hutan jati biasanya masih ada warga yang berjualan ayam hutan itu yang biasanya di tempatkan dalam keranjang yang terbuat dari anyaman daun kelapa.


Ayam hutan itu biasanya ukuran tubuhnya tidak terlalu besar dengan warna bulunya yang indah dan mengkilat dengan suaranya yang cukup nyaring.  Perlu hati-hati untuk melihat dan memegang ayam hutan itu karena lengah sedikit, ayam itu bisa lepas dan terbang.


Cukup mudah untuk membedakan ayam hutan jantan dan betina. Selain bulu dengan warna yang indah, pada kepala ayam hutan juga terdapat jengger/pial yang beraneka warna bagai mahkota raja. 

Satu atau dua gelambir tumbuh menjuntai indah di bawah dagu yang menambah keindahannya.Di antara ayam hutan jantan yang biasa dijumpai adalah yang berbulu merah, hijau dan abu-abu-abu.

Keadaan itu jauh berbeda dengan ayam hutan  betina yang bulunya tampak biasa dan berwarna coklat atau abu-abu kusam. Konon, bila warna indah pada ayam hutan jantan untuk menarik perhatian pasangannya, tetapi warna kusam pada ayam hutan betina itu untuk kamuflase atau menyamarkan diri dari ancaman predator alaminya.

Sayang, ayam hutan yang liar hasil tangkapan dari alam itu sangat sulit dijinakkan Ayam ini juga mudah mengalami stress karena tidak terbiasa dengan suara yang ramai atau gaduh. Jika stress ini terus berlanjut, nafsu makan ayam hutan menurun drastis. Ayam pun akan semakin lemah karena tidak mau makan dan rentan terhadap penyakit.
 

Saat panik atau terkejut, ayam hutan berontak dan mencoba  keluar dengan menabrak dinding kandang. Seringkali, benturan yang terjadi menimbulkan luka di kepala dan sayap. Jika tidak ditangani dengan segera,ayam hutan pun bisa segera mati.

Menjinakkan ayam hutan liar dari alam, jelas membutuhkan kesabaran dan ketekunan yang tinggi dan cukup lama . Tetapi jika berhasil menangkarkannya, bisa menghasilkan Ayam Bekisar yang merupakan  hasil perkawinan antara ayam hutan hijau jantan (Gallus varius) dan ayam kampung/ayam buras betina (Gallus gallus domesticus).

Ayam Bekisar dengan bulu yang indah dengan suaranya yang nyaring dan merdu ini harganya sangat mahal . Karena itu ayam bekisar banyak menjadi koleksi para pejabat dan lainnya yang ditempatkan dalam sangkar khusus untuk menghiasi rumah,halaman atau taman.














Sabtu, 27 Juni 2015

Nikmatnya Buah Naga Yang Berwarna Kuning

Buah naga selama ini mungkin identik dengan jenis buah yang berwarna merah atau ungu dengan daging buah berwarna putih, ungu atau hitam. Tetapi selain itu, ternyata ada varietas buah naga yang kulit buahnya berwarna kuning cerah dan biasa dikenal dengan nama Yellow Pitaya.



Buah naga jenis ini masih cukup langka di pasaran. Karena itu harganya mahal bisa mencapai Rp 100.000 per kilogram. Walaupun begitu, kebutuhan dan permintaan untuk buah naga kuning ini masih tetap tinggi.



Hal ini karena buah naga kuning yang daging buahnya berwarna putih dan ada banyak biji berukuran kecil yang berwarna hitam itu memiliki kandungan gizi yang lebih baik dan rasa yang lebih manis . Karena itu kandungan sakrosa dan fruktosa buah ini lebih tinggi dari buah naga jenis lainnya. 


Selain daging buahnya bisa dimakan langung, ada juga yang menggunakannya sebagai campuran untuk membuat es buah, puding, bubur, salad dan sebagainya .

Banyak yang keliru dan beranggapan bahwa buah naga kuning yang bernama latin Hylocereus undatusini berasal dari negara China. Tetapi sebenarnya buah ini berasal dan tumbuh dari padang pasir di Meksiko.



Tanaman ini memang sejenis kaktus yang mampu hidup di daerah kering dan tandus. Pohonnya  berbatang tebal dengan duri-duri kecil. Buah yang terlindungi oleh duri akan tumbuh menjuntai di ujung cabang .

Untuk menanam buah naga kuning ini juga lebih membutuhkan ketelatenan dan kesabaran karena masa siap panen buahnya yang lebih lama dibanding buah naga warna merah atau ungu.







Jumat, 26 Juni 2015

Burung Cendrawasih Wilson Yang Berbulu Indah dan Unik

Burung itu sangat indah sekali. Sayapnya berwarna merah  dan tengkuknya berwarna kuning. Pada kepalanya terdapat warna biru tosca dengan bentuk menyerupai topi. Kakinya berwana biru, sedangkan di bagian ekornya ada dua bulu berwana ungu atau perak yang menggulung dan melingkar ke arah yang berbeda. 


Begitulah gambaran dari sosok burung yang dikenal dengan nama Cendrawasih Botak. Burung ini bernama latin Cicinnurus respublica dan merupakan burung pengicau dengan panjang tubuh sekitar 21 cm.


Burung Cenderawasih botak ini merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya bisa dijumpai di daerah  hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat - Papua Barat.


Burung yang indah ini juga dikenal dengan nama Cendrawasih Wilson untuk menghormati seorang ahli Biologi dari Inggris. Sayang, karena habitatnya yang semakin terdesak menjadikan burung ini termasuk jenis satwa yang langka dan hampir punah sehingga masuk dalam daftar IUCN Red List dan CITES Appendix II.
 

Yang menarik, burung Cendrawasih Botak mempunyai sifat yang agak berbeda di bandingkan dengan jenis cendrawasih lainnya. Burung ini yang jantan akan selalu datang dan menjaga sarangnya sejak pagi hari. Sedangkan burung betina akan menyusul ke sarangnya apabila mendengar siulan pejantannya. 


Burung ini juga memiliki kebiasaan hinggap diatas tali-tali rotan atau akar-akar pohon yang mengantung ataupun menyilang disarangnya sambil membersihkan bulu-bulunya ataupun mengosok-gosok paruhnya di atas akar-akar pohon.Sarang burung ini juga tampak bersih karena sang burung senantiasa mengambil dan membuang daun-daun dan kotoran yang jatuh ke sekitar sarangnya.



Ada kebiasaan dari burung jantan yang melompat dari dahan atau akar-akar pohon sambil bersiul dengan  mengibaskan dan merentangkan sayapnya yang berwarna indah untuk menarik perhatian burung betinanya. 


Suara siulan itu akan dibalas secara bersahutan oleh burung jantan lainnya yang berada di lokasi sarang lainnya yang berdekatan dengan durasi yang selalu teratur. Suara burung jantan itu apabila didengarkan secara teliti seperti bunyi suara seekor anak ayam ketika di tinggal induknya.


Dengan keindahan dan keunikan yang dimilikinya yang seolah menjadi bumerang bagi Burung Cendrawasih Botak karena menjadi target tangkapan para penjarah burung untuk dijual dengan harga yang sangat tinggi, semoga keberadaan burung ini masih bisa tetap lestari di habitat alamnya.
  



Kamis, 25 Juni 2015

Mitos Buah Parijoto Di Makam Sunan Muria

Ada pemandangan yang unik dan tak biasa di kawasan wisata religi Makam Sunan Muria di Kudus - Jawa Tengah. Di sana ada banyak pedagang buah Parijoto yang ditawarkan dengan harga Rp berkisar Rp 10.000 - Rp 50.000 mengikuti jumlahnya.


Buah itu berukuran cukup kecil yang banyak dan menggerombol dalam setiap  tangkainya.
Warna buahnya merah muda hingga ungu tergantung tingkat kematangan buahnya. Sedangkan rasa buahnya ada yang asam yang bercampur dengan sepat. 



Ada mitos yang menarik tentang buah parijoto itu berkaitan dengan sejarah Sunan Muria. Konon bagi ibu hamil dianjurkan untuk memakan buah parijoto agar anak yang dilahirkannya bisa berwajah tampan atau cantik dengan kulit yang halus dan lembut. 


Begitu pula bagi pasangan yang belum memiliki anak, dengan memakan buah parijoto konon akan segera dikarunia momongan.


Parijoto sebenarnya merupakan tanaman liar yang tumbuh di lereng-lereng gunung dan di hutan-hutan pada ketinggian 800 m - 2300 m di atas permukaan laut. Tetapi pada saat ini, Parijoto sudah dibudidayakan sebagai tanaman hias karena bentuk buahnya yang eksotik dan  atraktif dengan harga yang cukup mahal.


Parijoto  termasuk jenis perdu yang  dapat mencapai tinggi 120 cm hingga 200 meter. Parijoto ini bernama latin Medinilla Speciosa merupakan anggota familia Melastomataceae, yang dikenal pula dengan nama  Showy Asian Grapes.


Tanaman ini biasanya akan berbunga pada bulan November- Januari dan buah bisa dipanen bulan Maret -Mei. Buah ini mengandung zat kimia seperti kardelin, saponin, flavonid terutama pada buahnya, dan tanim terutama pada daunnya. 

 
Karena kandungan zat kimianya ini,Parijoto bisa dimanfaatkan untuk obat sariawan dan diare. 


Selain bisa langsung dimakan , buah Parijoto biasa dimakan dalam bentuk direbus atau diolah menjadi pecel dan  rujak bersama dengan buah-buahan lainnya.



Bagaimana,apa Anda juga tertarik dan penasaran dengan buah Parijoto ini ?











Rabu, 24 Juni 2015

Dewandaru, Buah Mungil Yang Kaya Manfaat

Buah Dewandaru itu cukup mungil dengan warna yang cerah dan bentuk yang menarik. Warnanya  berubah secara bertingkat dari hijau, kuning, oranye dan merah sesuai dengan tingkat kematangan buahnya. Ada biji kecil berwarna coklat di dalamnya.


Di daerah lainnya, Dewandaru dikenal dengan nama  ceremai londo, karena bentuknya mirip dengan buah ceremai. Hanya saja bedanya bila buah ceremai berwarna tetap, tetapi buah Dewandaru ini bisa berubah warna saat proses kematangan buahnya.


Walau berukuran cukup mungil, buah Dewandaru yang bernama latin Eugenia uniflora ini  ternyata mempunyai khasiat untuk mencegah kerusakan oksidatif akibat radikal bebas yang tidak dapat diatasi oleh antioksidan endogen dalam tubuh.
  

Dalam berbagai penelitian, buah dan daun dewandaru terbukti bisa mencegah munculnya kanker atau tumor. Warna merah buah dewandaru menunjukkan bahwa di dalamnya terdapat kandungan senyawa tertentu golongan karotenoid.

Begitu juga dengan daun dewandaru ditemukan senyawa fenolik yang bermanfaat sebagai antioksidan. Karotenoid dan fenolik berkhasiat sebagai antioksidan yang bekerja melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh manusia.


Jika Anda memanfaatkan buah dewandaru, sebaiknya buah ini dijus terelebih dahulu atau dimakan langsung. Buah dewandaru yang sudah masak mengandung likopen yang tinggi.

Perlu juga Anda ketahui bahwa kandungan likopen bisa menurun apabila diolah menjadi produk dan menggunakan cara tertentu. Diperlukan teknik khusus dalam pengolahannya agar kandungan likopen tidak berkurang terlalu banyak.
Selain sebagai antioksidan , dewandaru juga bisa mengatasi diare dengan menggunakan biji dewandaru.
Para ilmuwan meneliti sejauh mana biji dewandaru berkhasiat sebagai anti kuman. Ternyata protein biji dewandaru mampu menghambat pertumbuhan berbagai macam kuman, di antaranya adalah kuman penyebab diare.
Sayang, tanaman Dewandaru termasuk cukup langka dan jarang bisa dijumpai. Kalaupun ada yang pernah mengetahui tanaman itu, mungkin mereka hanya menganggapnya sebagai tanaman hias saja dan tak menyangka jika begitu banyak manfaat yang terkandung dalam buahnya.
 













Selasa, 23 Juni 2015

Bebek Yang Indah Dan Penuh Warna

Bebek  itu sangat indah sekali .Ada aneka warna yang menghiasi tubuhnya dengan pola-pola yan harmonis sehingga menjadikan tubuhnya laksana kanvas hidup sebuah lukisan. 


Tentu hal itu sangat berbeda dengan keadaan bebek di Indonesia yang umumnya berwarna coklat atau abu-abu yang kusam.


Bebek China adalah nama satwa itu sesuai dengan negara asalnya. Bebek  yang memiliki kekerabatan dengan Bebek Kayu dari Amerika Utara ini memiliki ukuran panjang 41-49 cm dan bentang sayap 65-75 cm.

 
Sayang, bebek yang berbulu indah ini cukup langka dan jarang dijumpai. Kelangkaan bebek yang bernama latin Aix galericulata itu karena faktor alami perburuan dan perusakan habitat alaminya oleh manusia dengan berbagai tujuannya. 

Ada juga karena faktor predator alaminya seperti cerpelai, rakun anjing, berang-berang, kucing hutan, elang , burung hantu dan ular.


Untunglah di beberapa negara , bebek jenis ini masih bisa dijumpai walau saat ini jumlahnya tinggal beberapa ekor saja. Setidaknya hal itu tidak menjadikan bebek China itu hanya tinggal kenangan saja.


Yang menarik, dalam kebudayaan tradisional Tiongkok, bebek ini diyakini merupakan lambang pasangan sehidup semati. Oleh karena itu,  bebek ini sering ditampilkan dalam seni lukisan Cina dan dianggap sebagai simbol kasih sayang suami-istri dan kesetiaan.


Sedangkan dalam dunia modern, karena keindahan dan keunikan bulu tubuhnya, tentu bebek ini sering menjadi obyek bidikan kamera para fotografer baik yang pemula atau profesional.